oleh

Dibalik Pembebasan Abu Bakar Baasyir Yang Tak Disangka, Ada Apa?

-News-1,378 views

Indosatu.Net – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Abu Bakar Baasyir masih memiliki pengaruh di kalangan radikal. “Buktinya, waktu di Nusa Kambangan juga masih banyak yang dateng kan,” kata dia di Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu, 19 Januari 2019.

Moeldoko mengatakan pemerintah tak diam saja melihat itu. Dia menuturkan, aparat sudah memitigasi hal tersebut.

Tindakan yang sama, kata dia, bakal tetap dilakukan walaupun nanti Abu Bakar Baasyir dibebaskan. Menurut dia, pembebasan pimpinan Ansharut Tauhid bukan berarti penanggulangan & pengawasan terhadap terorisme kendor. “Komitmen Presiden untuk tidak memberi ruang kepada kelompok radikal & terorisme itu tidak pernah berubah,” ujarnya.

Abu Bakar Baasyir bakal dibebaskan. Kuasa hukum calon Presiden nomor urut 01, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan pembebasan itu disetujui Presiden Joko Widodo.

Kepada Jokowi, Yusril mengatakan Baasyir sudah berhak mengajukan bebas bersyarat sejak Desember lalu, setelah menjalani dua pertiga masa hukuman. Namun untuk bebas, Baasyir harus menandatangi surat setia kepada NKRI.

Yusril mengatakan Abu Bakar Baasyir masih menolak sistem demokrasi. Dia pun meminta Jokowi untuk mengeluarkan kebijakan presiden & mengesampingkan syarat bebas bersyarat tersebut. Jokowi, kata dia, setuju untuk mengesampingkan sarat tersebut.

.
.

.
.

.
.

.
.

.
.


Meskipun mengakui maka keputusan mengorbankan Ahok tersebut bertentangan dengan hati nurani namun kepentingan pragmatis mengalahkan idealisme.
Tak aneh mengapa golongan konservatif bisa sedemikian kuat. sebab mereka memang menang militan.


Pilkada DKI sudah lewat & sekarang saatnya Pilpres, namun kondisi serupa terulang lagi.
Apa pilihan yg tersisa untuk Jokowi? Mengulang kekalahan Ahok dengan percaya pada ‘silent majority’ yg pragmatis & suka cari amannya sendiri itu maupun menempuh cara lain?


Tampaknya Jokowi sudah memutuskan menempuh cara yang berbeda. Terasa sekali sejak Pilkada DKI terjadi perubahan orientasi politik yg cukup drastis dari Jokowi. Mulai dari merekrut Ali Ngabalin hingga menyetujui Cawapres Ma’ruf Amin.

Yg jadi pertanyaan adalah apakah golongan konservatif ini bakal berbalik mendukung Jokowi atas merubahan sikap politik beliau? Jawabannya tegas, TIDAK!
Namun bukan itu poinnya. Banyak yg salah mengerti tentang ini.


Jokowi sadar betul golongan konservatif ini tak bakal berbalik mendukung beliau.
Bahkan orang macam Abu Bakar Baasyir ini bukan saja tak bakal dukung Jokowi, berterima kasih pada Jokowi pun tidak!

Yg dilakukan Jokowi adalah menutup lubang2 sekecil apapun yg berpotensi dijadikan alasan penggalangan ‘sentimen massa’.
Perlu dicatat golongan ini adalah golongan hidup & besar dari memprovokasi massa atas sentimen agama.


Mereka butuh isu untuk bisa bangkit sebagai kerumunan yg tersingggung.

MEREKA SANGAT INGIN TERSINGGUNG!

Isu inilah yang disediakan Ahok & sebisa mungkin sedang dihindari oleh Jokowi.

.

 Dan apa yg bakal terjadi pada Indonesia kalau itu terjadi?


Kembali ke pokok permasalahan. Setelah Abu Bakar Baasyir dibebaskan, bagaimana selanjutnya?
Pertanyaan ini ditujukan pada sebagian pendukung Jokowi & mereka yg masih belum memutuskan pilihan.

Apakah kita bakal memilih kubu yg membebaskan Abu Bakar Baasyir maupun memilih kubu yg didukung oleh Abu Bakar Baasyir?
Apakah sikap kecewa kita atas pembebasan Abu Bakar Baasyir cukup membuat kita batal memilih Jokowi & beralih dukung Prabowo maupun golput?Translate Tweet


Mana pilihan yg lebih membuat pengikut2 Abu Bakar Baasyir ini makin leluasa menyebarkan ideologinya?
1. Jokowi
2. Prabowo
3. Golput

Kami tak bakal mengarahkan, silakan membuat keputusan yg paling bertanggung jawab demi bangsa & negara Anda.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed